Sabtu, 31 Maret 2012

Suasana Baru Nyepi

'Experience is the Best Teacher'

Malang - Bromo

Suasana Desa Pagi Hari
Hmm, mumpung senggang, boleh dong ya cerita-cerita sedikit berbagi pengalaman, kalo ga dibagi rugi aja sih, hehehe ...

Saya mau menceritakan tentang pengalaman saya nyepi di sebuah desa di pegunungan Bromo, tepatnya desa Ngadiwono. Tau masyarakat yang tinggal di bromo bukan ? Yep, Tengger, inilah pengalaman saya merayakan hari raya Nyepi bersama masyarakat Tengger.

Ini berawal dari ajakan teman umat sedharma yang saya kenal di kampus, kampus tercinta Brawijaya :D, namanya Adi, tapi saya biasa panggil dia kuncen (Juru Kunci Bromo) hehehe .. Ia mengajakku untuk merayakan Nyepi bersama keluarganya di desa. Awalnya agak sungkan, namun karena ada rasa penasaran untuk mencoba suasana baru akhirnya ajakannya kusanggupi.

Saya lupa kapan tanggal tepatnya kita berangkat, karena kejadian ini sudah terjadi setahun yang lalu, namun memorinya masih tersimpan dalam ingatan saya :) tepat siang hari, kami berangkat menuju Bromo, kami disini Adi, Aku dan 2 orang lainnya Canny dan Ika. Hikmah pertama, saya mendapat jalan singkat menuju Bromo, ternyata tidak sejauh perjalanan saya ke Bromo yang pertama kali.

Suasana saat mengarak Ogoh-Ogoh
Tiba di Bromo, kami langsung merayakan pengrupukan dengan mengarak ogoh-ogoh, satu hal yang saya sangat suka disini. Semua warga ikut turut dalam pelaksanaan pengrupukan, mereka tidak memandang agama apa mereka dan siapa mereka, yang mereka tau kegiatan ini adalah bagian kebudayaan mereka yang harus dilestarikan. Salut, aku ingin semua orang bisa berpikir seperti mereka, menjaga warisan budaya asli leluhur kita, bukan menjaga warisan leluhur orang lain :)

Dalam pelaksanaan pengrupukan ini kami secara tidak sengaja bertemu dengan kawan kami yang lainnya, ya senior tepatnya, Arya dan Yadi, yeah perayaan Nyepiku pun menjadi lebih menyenangkan, hahahaa ...

Saya benar-benar bersyukur bisa merayakan Nyepi disini, karena apa ? yaa rasanya ini pertama kalinya saya merayakan Nyepi yang benar-benar khusyuk, tepat jam 12 malam sebelum Nyepi dimulai dan setelah makan untuk persiapan puasa, kami bersembahyang bersama di Pura di desa tersebut. Desa ini begitu menghormati perayaan Nyepi, sehingga listrik dipadamkan selama pelaksanaan Tapa Brata Penyepian. Saya benar-benar takjub, karena kupikir hanya Bali yang melaksanakan ini.

Inilah Kami :D
Oke, ini adalah Nyepi penuh cobaan, pertama, suhu yang sangat dingin memaksa saya akhirnya harus menghidupkan api sebagai penghangat (gagal), suasana desa yang begitu indah membuat saya terpancing untuk bermain-main keluar (gagal), hunting foto tidak jelas sama dengan saya melaksanakan suatu pekerjaan (gagal), oke dan terakhir saya gagal puasa, hanya 20 jam (gagal). Nyepi yang buruk, tapi didalam kegagalan, selalu ada hikmah, saya bisa menutup Nyepi dengan pelaksanaan persembahyangan, ya saya merasakan begitu indahnya perayaan Nyepi yang tenang seperti ini, berbagai cobaan yang akhirnya saya gagal lalui, namun saya optimis tahun depan pasti sukses, hahaha ...

Mau mencoba dinginnya ? silahkan saja bermain kesini, tidak ada salahnya bukan, pengalaman itu perlu untuk dipelajari entah baik atau buruknya, hingga akhirnya kamu bisa belajar banyak dari itu semua :). Keinginanku untuk melanjutkan Nyepiku di sini kembali terwujud dan saya berhasil menghadapi dua rintangan hahaha ... Keep Try lah ya, tahun depan kesini lagikah ?
we'll see ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;