Jumat, 27 April 2012

Negara dan Filosofi Sepakbolanya


That's Football
Sepakbola adalah sebuah olahraga yang sangat populer di dunia. Sepakbola sendiri berkembang dengan sangat cepat, berbagai macam gaya, strategi dan cara dalam mengolah dan memainkan si kulit bundar pun semakin membuat para penikmatnya berdecak kagum.

World Cup Trophy  
Dalam sejarah sepakbola, sudah ada 8 negara yang mampu menjuarai kejuaraan dunia, yaitu Brazil, Italia, Jerman, Uruguay, Argentina, Perancis, Inggris , dan Spanyol. Semua tim tersebut merengkuh gelar juara dunia dengan style mereka sendiri. Namun selain ke-8 negara tersebut, masih ada negara-negara lain yang juga memiliki style sendiri dalam bermain. Berikut mungkin akan saya coba jabarkan sesuai dengan pengetahuan saya dan beberapa informasi yang saya dapatkan tentang negara yang memiliki style sepakbola yang akhirnya menjadi ciri khas permainannya.

Dimulai dari negara-negara Amerika Latin, yaitu Brazil dan Argentina :

Brazil 
Brazil yang dijuluki Selecao (The Selection), menjadi negara penghasil talenta-talenta pesepakbola yang tersohor di seluruh penjuru dunia, Pele (Edson Arantes do Nascimento) dan Ronaldo (Ronaldinho Luiz Nazario de Lima) mungkin adalah 2 dari sekian banyak legenda-legenda pesepakbola yang berasal dari negara ini.

Gerakan Tubuh yang 
Khas Samba 
Tarian Samba, atau biasa disebut Jogo Bonito adalah style permainan dari Brazil, Gaya ini diilhami oleh kelenturan badan orang-orang Brasil yang pandai menari samba, meliuk-liuk, memutar badan, dan menggoyangkan pinggul penuh keceriaan.

Gaya samba disebut sebagai permainan sepakbola terindah yang diterapkan oleh Brazil, diidentikkan dengan skill individu masing-masing pemainnya dalam menari dengan bola di tengah lapangan. Dalam kalkulasi tim atau satu kesebelasan, tim nasional Brasil dikenal dengan gayanya yang agresif, individual, free roaming, memiliki umpan-umpan pendek spontan, dan suka berhadapan langsung face to face dengan barisan pertahanan musuh. Maka tidak heran para pemain Brazil rata-rata memiliki skill individu kelas atas, variasi teknik yang beragam, dan juga tidak lupa ciri khas sambanya, yaitu kelenturan gerakan tubuh dengan tarian khas samba. 

Pemain Brazil Melewati
Barisan Pertahanan
Lawan 
Gaya bermain yang free roaming dan agresif membuat barisan sayap belakang mereka terkenal karena sering aktif menyerang, bahkan lebih sering berada di zona musuh daripada zona mereka sendiri, disamping itu Brazil seringkali menempatkan seorang targetman dalam barisan penyerangnya, untuk melakukan penetrasi dan membuka celah bagi penyerang lainnya untuk mencetak gol.

Style ini seringkali membuat para penonton terkesima, karena keindahan cara bermain mereka. Pele dan Ronaldo, ratusan bahkan ribuan mata orang awam pasti tidak akan berkedip melihat aksi mereka. Brazil dan Jogo Bonitonya pun pernah berhasil menjadi pemenang di World Cup dengan ciri khas dan stylenya.

Argentina 
Argentina yang dijuluki La Albiceleste (White and Sky blue), merupakan salah satu negara di Amerika Latin yang memiliki filosofi sepakbola yang cukup terkenal pula. Jika Brazil memiliki Jogo Bonito, Argentina memiliki Tango. Tango juga berasal dari tarian khas negara Argentina. Namun jika Jogo Bonito lebih pada kelenturan badan, Tango lebih unggul dalam gerakan kaki, maka tidak heran gerakan ini diadaptasi oleh para pemain sepakbola yang juga menggunakan kaki untuk mengolah si kulit bundar.

One Man Show 
Khas Tango 
Diego Maradona dan Lionel Messi, siapa tidak kenal mereka ? Pemain Argentina yang sangat kental dengan ciri khas tango, Mereka cerdik melakukan ball possession, taktis memperagakan wallpass, interpass, backpass, hingga dribble cepat dengan meliuk-liuk. Fisolofi gaya tango bukan sekadar keeping bola, tetapi mengagungkan kelihaian mengolah bola dengan akurasi tinggi dan juga mirip dengan Brazil, gemar berhadapan face to face langsung dengan barisan pertahanan lawan.

Gaya sepakbola ini seringkali mementingkan skill individu dan kelincahan pemainnya. Maka tak heran kadangkali Argentina mengandalkan One Man Show di penampilan mereka. 

Menembus Kepungan 
Lawan Sendirian 
Disamping itu, postur badan yang relatif kecil membuat barisan penyerang Argentina terkenal dengan kelincahan dan keagresifannya dalam menyerang dengan membawa bola sendiri tanpa mengumpan kepada rekannya, sehingga menonjolkan skill individu. Karena itu pula Argentina dikenal memiliki penyerang-penyerang kelas atas dan jarang memiliki Playmaker di barisan Midfielder mereka. Argentina dengan Tangonya juga pernah menjadi pemenang di World Cup dengan style dan ciri khasnya ini.

Dari Amerika Latin mari kemudian kita beralih ke Eropa, ada beberapa negara yang memiliki ciri khas dalam permainan sepakbolanya, diantaranya : Inggris, Belanda, Italia, Jerman, dan Spanyol

Inggris
Inggris yang dijuluki The Three Lions, adalah negara yang dikatakan sebagai penemu permainan sepakbola, mereka juga memiliki permainan khas yang biasa disebut dengan kick and rush. Permainan ala kick and rush ini tak hanya digunakan oleh inggris saja, tapi juga negara-negara inggris raya lainnya, meliputi Inggris, Irlandia dan Skotlandia.

Skema Kick & Rush
Kick and Rush, bukan sekedar menendang dengan terburu-buru, ataupun sekedar bermain cepat. Kick and Rush diimbangi dengan timing tepat. Orang Inggris paling malas menyaksikan permainan sepak bola dengan kontrol bola berlama-lama. Mengapa? Karena hanya akan mengundang kesalahan dari para pemainnya.

Kemampuan Berduel di Udara
Para pemain Inggris Raya umumnya piawai memainkan passing akurat dengan kombinasi penguasaan bola daerah (Zonal Marking), terorganisir, dan jarang mengimprovisasi permainan. Sehingga permainan Inggris dikenal dengan serangan yang dibangun dengan sangat cepat, selain itu mereka lebih mengutamakan umpan-umpan lambung, sehingga seringkali terjadi duel udara antara para pemain. Mereka sangat mengandalkan fisik dan kecepatan dalam permainannya, inggris selalu punya penyerang-penyerang dengan lari kencang yang selalu ditempatkan sebagai poacher yang hanya ditugaskan untuk mencetak gol, dan barisan defender maupun midfielder yang cerdik memanfaatkan lebar lapangan . 

Get the Ball & Shooting !
Hal lain yang menonjol dalam gaya kick and rush, Inggris nyaris tak mengenal istilah mengatur tempo permainan. Pendek kata, bola di kaki berarti siap tendang ke gawang. Sistem ini jauh dari kata efektif di era sepakbola modern seperti sekarang, namun ini adalah ciri khas sepakbola Inggris. 

Sir Robert Bobby Charlton adalah salah satu legenda yang mampu mengemban tugas sebagai striker yang memiliki beban berat memimpin penyerangan dalam gaya Kick and Rush. Inggris menaklukan kengototan dan gaya bermain Staying Power Jerman di Final World Cup, saat itu Jerman memiliki seorang libero muda yang kemudian menjadi legenda, Franz Beckenbauer .

Jerman
Jerman atau dijuluki Der Panzer, adalah salah satu raksasa sepakbola Eropa yang juga memiliki ciri khas dalam permainannya. Label Staying Power selalu di capkan pada skuad Der Panzer ini, Bukan rahasia umum jika pemain Jerman rata-rata dibekali dengan kekuatan fisik dan mental paling tangguh dibandingkan kesebelasan manapun. Mereka dibekali staying power dengan filosofi ngotot dan tak kenal menyerah hingga titik darah penghabisan.

Spirit Never Die !
Bagi tim lain, ketinggalan satu gol berarti terpukul, terpaut dua gol identik dengan masuk neraka, apalagi sampai tiga gol, sama artinya dengan kiamat! Tidak, dalam filosofi staying power, menihilkan semua pesimisme seperti itu, kendati gawang Jerman telah kebobolan tiga gol sekali pun. 

Sifat pemain-pemain Jerman yang agresif, mengandalkan fisik dan kecepatan, terorganisir dan jarang melakukan improvisasi membuat Jerman juga dikenal sebagai tim yang memiliki naluri menyerang yang sangat buas dan rapi. Meskipun memiliki penyerang yang kuat, Jerman juga dikenal memiliki para bermain bertahan yang cukup apik, karena didukung oleh postur-postur pemainnya yang memiliki fisik yang baik. Pemain Jerman pun dikenal tak kenal lelah menutup setiap jengkal lapangan. 

Don't Lose the Ball
Lambat panas mungkin kata-kata yang sering dikatakan untuk skuad Der Panzer, karena seringkali Jerman terlihat memukau menjelang akhir permainan. Sebenarnya anggapan itu salah, karena apa ? Jerman selalu tampil full power dari menit awal hingga akhir, namun menjelang akhir pertandingan tim lawan biasanya sudah lelah karena kengototan pemain Jerman, namun tidak bagi skuad Der Panzer, mereka seperti punya cadangan tenaga dan mental untuk membalikkan ketertinggalan menjadi keunggulan. Kolektifitas permainan Jerman seperti itu menjadi sempurna dengan libero legenda Franz Beckenbauer kala menghentikan total football Belanda dengan maskot Johan Cruyff pada final World Cup.

Belanda
Belanda atau dijuluki De Oranje, adalah korps pasukan oranye yang terkenal dengan gaya sepakbola Total Football. Gaya ini merupakan filosofi sepakbola yang akhirnya membuat Belanda yang dulu tidak diperhitungkan dalam sepakbola menjelma menjadi salah satu raksasa sepakbola Eropa.

We are Striker and Defender !
Total football memperagakan permainan menyerang secara simultan bak gelombang air pasang. Satu, dua, enam, sepuluh pemain sekaligts, termasuk penjaga gawang, membuat pressing begitu solid secara terus-menerus. Filosofi menyerang total yang diterapkan mengharuskan posisi tiap pemain berubah-ubah sesuai keadaan dan juga bola terus menerus dialirkan bagaikan air.

Skema Total Football
Memang tak ada aturan baku, tetapi semua pemain bergerak, berpindah atau mengambil posisi secara otomatis. Mereka jarang salah paham, apalagi sampai berbenturan satu dengan yang lain. Mobilitas yang tinggi mengharuskan para pemain skuad De Oranje harus memiliki stamina yang prima, meskipun dengan mobilitas yang begitu tinggi kolektivitas tim tetap menjadi yang utama bagi mereka. Para pemain Belanda memiliki tugas yang sama dalam gaya Total Football, yaitu menyerang !

Total Football tidak hanya sekedar menekan dan menyerang semata ? Dalam filosofi total football juga mewajibkan pertahanan tangguh. Dalam menyerang, total football mendorong seluruh pemain berfungsi maksimal dalam penyerangan. Namun, mereka otomatis juga menjadi defender saat bertahan. Striker adalah defender, defender juga striker.

Total Pressing !
Gaya ini menggaris bawahi prinsip menyerang adalah pertahanan terbaik. Dalam kondisi terburuk, Total Football mengajarkan man to man marking dan zona marking secara ketat. Sehingga lawan dibuat tertekan dan tidak leluasa bergerak.

Legenda Belanda, Johan Cruyff adalah seorang Playmaker dan juga “komandan” pasukan total football yang diterapkan Belanda. Mereka menggegerkan kancah persepakbolaan dunia pada World Cup 1974 dengan menghancurkan duo latin Brazil dengan sambanya, dan Argentina dengan Tangonya di fase grup, namun akhirnya kalah di final oleh staying power Jerman. Tanpa sang Playmaker, pada World Cup 1978 Belanda kembali mencapai final, setelah menghancurkan catenaccio ala Italia yang saat itu dipimpin oleh salah satu kiper terbaik dunia dan menjadi legenda Italia Dino Zoff dan membalas dendam pada Jerman, Belanda justru takluk oleh amukan sang penari Tango, Argentina di laga final.

Italia
Italia atau dijuluki Gli Azzurri (The Blues), Raksasa Eropa yang menawan. Italia terkenal dengan Seni, sehingga dari sinilah muncul sebuah filosofi yang berbeda dari negara-negara lainnya. Jika samba, tango, staying power, kick and rush cenderung memperagakan gaya universal, yaitu mendominasi permainan dengan berbagai jenis serangan. Italia dengan catenaccio-nya justru menerapkan filosofi yang berbeda, seni permainan bertahan untuk menyerang !

Skema
Catenaccio
Pemain-pemain Italia sungguh teruji dalam posisi tertekan. Mereka sering membiarkan atau malah memancing lawan terus menekan daerah pertahanan. Catenaccio memang sistem pertahanan gerendel, berlapis, dan membuat lawan kehabisan tenaga. Dalam detik itulah Italia melancarkan counter attack (serangan balik). Dalam melakukan serangan balik, Italia biasanya hanya membutuhkan 2 pemain saja, 1 sebagai trequatista (penyerang lubang) yang akan mengelabui membongkar pertahanan defender lawan saat menggunakan jebakan offside, ditemani dengan seorang striker murni yang siap menerima umpan dan tinggal menghabisi barisan pertahanan akhir. Tak ayal Italia sering terlihat hanya menempatkan 1 striker di tiap formasinya, namun kenyataannya duet 2 striker sebenarnya tidak dapat terbaca.

Intercept the Ball
Karakter Catenaccio yang cenderung bertahan dengan pertahanan rapat, berhati-hati dalam menyusun pola penyerangan, seringnya menumpuk pemain dan perubahan skema dari bertahan menjadi penyerangan yang sangat cepat membutuhkan pemain-pemain yang memang matang, memiliki skill bertahan yang baik, waspada, dan mampu membaca timing penyerangan saat pemain musuh kehilangan konsentrasi. Selain itu pengalaman sangat dibutuhkan dalam skema ini, karena Italia sangat suka sekali berada dalam posisi tertekan. Itulah mengapa jika melihat skuad Italia rata-rata pasti sudah berumur. Mereka tidak butuh stamina, karena merekalah yang akan menguras stamina musuh. 

Great Save !
Pemain-pemain Italia paling gemar memancing lawan agar masuk daerah pertahanan, bosan tidak menemukan celah, kehabisan tenaga, hingga membuat kesalahan demi kesalahan. Pada saat lawan down, pemain-pemain Italia tinggal menyerang dan menghabisi 

Catenaccio memberikan bukti pada World Cup 1982, dengan sang legenda dan juga salah satu kiper terbaik Italia bahkan Dunia Dino Zoff yang menjadi palang pintu terakhir Italia. Meski sudah menginjak kepala 4, Dino Zoff masih mampu membantu sang kapten Franco Baresi memimpin timnya untuk menerapkan Catenaccio dengan baik, hal itu terbukti dengan kandasnya tango milik argentina dan samba milik brasil di grup maut ! Kemudian diakhiri dengan kemenangan manis dari Raksasa Eropa, Jerman dengan Staying Powernya pun akhirnya takluk. Catenaccio dan Italia sudah memberikan bukti di World Cup.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bagaimana dgn peranxis, kolombia dgn gaya narkobanya?

Posting Komentar

 
;