Rabu, 28 Maret 2012

Marco Van Basten 'The Flying Dutchman'

~ A.C. Milan ~

Marco van Basten
Marcel ‘Marco’ van Basten lahir pada tanggal 31 Oktober 1964 di Utrecht, Belanda. Ia memulai karir sepak bola dengan tim lokal bernama UVV pada usia 7 tahun. Setelah menghabiskan karirnya disana selama 10 tahun, ia pindah ke klub lain di Utrecht, Elinkwijk. Saat berusia 17 tahun tepatnya tahun 1981, karir profesional Van Basten pun dimulai. Ia ditemukan oleh pencari bakat tim Ajax, Van Basten pun setuju untuk bergabung dengan tim terbaik kota Amsterdam itu. Potensinya sebagai striker hebat akhirnya mampu ia perlihatkan, hal itu dilakukan pada debutnya (3 April 1982) saat Ajax melawan NEC Nijmegen, iapun berhasil mencetak gol kemenangan dalam debutnya tersebut. Hal yang lebih spesial saat itu adalah, Van Basten masuk untuk menggantikan pemain legenda Ajax, Barcelona dan timnas Belanda - Johan Cruyff.

Pada tahun 1983 tepatnya pada tanggal 7 September adalah debut Van Basten di tim nasional Belanda, ia menjalani debut pertamanya bersama skuad de oranje (Julukan timnas Belanda) saat melawan Iceland. Saat itu ia tidak mencetak gol, namun gol pertamanya untuk timnas Belanda tidak perlu menunggu waktu yang lama. Van Basten mencetak gol pertamanya bagi Belanda dua minggu kemudian di pertandingan prestisius melawan Belgia.

Puncak karir Marco Van Basten dimulai dari sini. Pada tahun 1987, Presiden A.C. Milan - Silvio Berlusconi membawa Van Basten ke Milan, Van Basten bergabung dengan AC Milan dalam kesepakatan transfer senilai $ 800.000. Meskipun AC Milan memenangkan scudetto tahun itu, van Basten hanya bermain sebanyak sebelas pertandingan dan hanya mencetak 3 gol karena cedera pergelangan kaki. Van Basten memang memiliki cedera yang cukup menganggunya dalam beradaptasi dengan para bintang-bintang A.C. Milan saat itu, sehingga ia lebih banyak menghabiskan musimnya untuk pemulihan cederanya. 

Trio Belanda milik Milan
Ketika van Basten pindah ke Milan, klub yang dianggap sebagai salah satu klub terbaik di dunia pada saat itu. Banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana pemain seperti van Basten akan cocok dengan gaya permainan Italia. Namun Tampaknya semua kekhawatiran dia tidak bisa beradaptasi di Milan itu tidak berdasar, karena begitu pulih dari cederanya, van Basten dengan cepat mendapatkan kembali nafsu mencetak golnya di Liga Italia, Seri A, liga yang dikenal dengan kekuatan defensifnya. 

Bersama pemain belanda lainnya Frank Rijkaard dan Ruud Gullit, Van Basten menjadi sosok yang mengerikan di lini depan A.C. Milan. Trio Belanda milik Milan saat itu benar-benar mendunia, karena ketajaman dan kegemilangan skill yang mereka tunjukan. Sederet gelar dan prestasi pun diraih Milan saat itu.

Van Basten memenangkan Piala Eropa
dengan timnas Belanda 
Van Basten sendiri menjalani musim 1988-89 dengan sangat baik, gemilang dan mungkin menjadi musim terbaik dalam karir seorang van Basten, karena ia hampir seorang diri membawa tim nasional Belanda melalui final Euro 88 dan memenangkan kompetisi Eropa saat itu. van Basten juga mencetak 19 gol untuk Milan musim di itu. Meskipun gagal meraih scudetto, Milan berhasil memenangkan gelar Piala Eropa (Champions League saat ini) ke-3 mereka dengan menghancurkan Steaua Bucharest 4-0 di final serta meraih gelar piala interkontinental dengan mengalahkan National de Medellin 1-0. Sehingga tak pelak van Basten meraih gelar European Player of the Year, World Soccer of the Year saat itu.

Marco van Basten dengan seragam
Merah Hitam Milan
Sepeninggal manajer Milan Ariggo Sacchi setelah musim 1991-1992, Fabio Capello menjadi Manajer baru Milan, Van Basten mencetak 25 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak Serie A, sedangkan Milan berhasil meraih scudetto dengan catatan mengesankan, tidak terkalahkan (unbeaten).

Di Euro 92 'Belanda mencapai semi final namun kalah oleh Denmark dalam drama adu penalti, van Basten gagal menjadi eksekutor penalti ke gawang Denmark yang dikawal Peter Schmeichel, yang kemudian menjadi pahlawan kemenangan Denmark di Euro 92.

Di musim 1992-93, dibawah kepelatihan Fabio Capello Milan masih belum terkalahkan, dengan rekor yang cukup mentereng '58 pertandingan tanpa terkalahkan' (58 Unbeaten Games). Van Basten bermain bagus dan terpilih menjadi European Player Player of the Year untuk ketiga kalinya (menyamai catatan Johan Cruyff dan Michel Platini).

Marco van Basten dengan
 Golden Ball Award
Dengan masalah cedera yang terus menghantuinya, karir van Basten makin tersendat, hingga akhirnya cedera ankle yang ia derita kambuh dalam pertandingan melawan Ancona. Van Basten mengalami serangkaian operasi-operasi guna menyembuhkan cederanya dan kembali ke Milan. Marco mencoba melawan cedera dua tahun lagi tetapi akhirnya terpaksa mengakhiri karirnya pada 18 Agustus 1995, saat ia masih berusia 29 tahun, usia keemasan yang dimiliki oleh seorang pesepakbola, selama pertandingan Trofeo Berlusconi. Lebih dari 70 000 pendukung menangis, termasuk Capello, memberinya standing applause sementara Van Basten melakukan pertandingan terakhirnya di Milan dan sebagai pesepakbola professional.

Saat itu tidak ada satu orang pun yang menyangkal kemampuan milik seorang van Basten, namun semua merasa tidak percaya, segala kegemilangan skill dan prestasi yang dimiliki van Basten harus terhenti karena sebuah cedera. Van Basten, sosok legendaris, ambisius, professional, dan selalu berusaha menggapai segala impiannya dengan sepenuh hati. Sosok yang jarang dapat ditemukan dalam dunia persepakbolaan. 

You're so Amazing Flying Dutchman

Sederet Prestasi Marco Van Basten

Dengan Ajax Amsterdam

1 UEFA Piala Winners 1987
3 Kejuaraan Belanda 1981-82, 1982-83, 1984-85
3 Piala Belanda 1983, 1986, 1987

Dengan A.C. Milan

3 Piala Eropa 1989, 1990, 1994
2 Piala Interkontinental 1989, 1990
3 Eropa Super Cup 1989, 1990, 1994
4 Serie A 1987-88, 1991-92, 1992-93, 1993-94
4 Piala Super Italia 1988, 1992, 1993, 1994

Dengan tim Nasional Belanda (De Oranje)

1 UEFA European Championship 1988

Medali Kehormatan

FIFA World Player of the Year pada tahun 1992
World Soccer Player of the Year pada tahun 1988, 1992
UEFA Best Player of the Year pada tahun 1989, 1990, 1992
IFFHS Best Player of the Year pada tahun 1988, 1989, 1990
Onze d'Or pada tahun 1988, 1989
Onze d'Argent pada tahun 1987, 1992
Bravo Penghargaan tahun 1987
UEFA European Championship 1988 Top Scorers dan Best Player dengan sumbangan 5 gol
European Player of the Year pada tahun 1988, 1989, 1992
Dutch Player of the Year di 1984-85
FIFA 100 (Daftar Pemain terhebat sepanjang masa) pada tahun 2004
Golden Boot Eropa di 1985-86
Eropa Silver Boot pada 1983-84
Piala Eropa Top Scorers pada tahun 1989
Piala Eropa Silver Top Scorers pada tahun 1993
Dutch Best Striker di Liga 1983-84, 1984-85, 1985-86, 1986-87
Serie A Top Scorers pada 1989-90, 1991-92
Serie A Silver Top Scorers di 1988-89

Forza Il Diavollo Rosso, Rossoneri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;