Kamis, 01 Maret 2012

Tari Pendet

~ Culture'n Tradition ~

Tari Pendet

Tari Pendet yang disepakati lahir pada tahun 1950 termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian bercerita tentang turunnya Dewi - Dewi kahyangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali (Sakral) namun tari Pendet berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan pelatihan intensif. 

Tari Pendet yang dibawakan
beberapa Penari 
 
Memang Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura (Tempat ibadah umat Hindu di Indonesia), yang menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa - Dewi ke alam marcapada, merupakan pernyataan persembahan dalam bentuk tarian upacara. Namun Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman tari Bali mengubah tari Pendet menjadi tari “Ucapan Selamat Datang”, dilakukan sambil menaburkan bunga di hadapan para tamu yang datang, seperti Aloha di Hawai. Kendati demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya. Tari Pendet tetap mengandung anasir sacral - religius dengan menyertakan muatan - muatan keagamaan yang kental.

I Wayan Rindi
Pencipta atau koreografer bentuk modern tari Pendet ini adalah I Wayan Rindi (?-1967), merupakan penari yang dikenal luas sebagai penekun seni tari dengan kemampuan menggubah tari dan melestarikan seni tari Bali melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Semasa hidupnya ia aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari Pendet kepada keturunan keluarganya maupun di luar lingkungan keluarganya.

Tari Pendet saat ini 
Pada 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari pendet tersebut dengan pola seperti sekarang, termasuk menambahkan jumlah penarinya menjadi lima orang. Berselang setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menciptakan tari pendet massal dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang, untuk ditampilkan dalam upacara pembukaan Asian Games di Jakarta. 

Pendet memang merupakan tarian sakral umat Hindu. Namun, pendet sendiri adalah karya asli budaya Indonesia yang harus turut dipertahankan dan dilestarikan, agar warisan - warisan budaya Indonesia tidak semakin musnah dan hilang.

1 komentar:

Erwin Ardiantha mengatakan...

Request dong --> tari cendrawasih :D

Posting Komentar

 
;