Penjor |
Upakara umat Hindu, terdiri dari banyak macam material yang digunakan sebagai simbol yang penuh memiliki makna yang tinggi, dimana makna tersebut menyangkut isi alam (makrokosmos) dan isi permohonan manusia kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa. Untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan dari segala aspek kehidupan seperti Tri Hita Karana. Penjor adalah suatu hiasan pada upacara yang juga mengandung arti sebagai sebuah umbul-umbul dan simbol-simbol suci. Penjor juga merupakan persembahan terhadap Bethara di Gunung Agung yaitu Bhatara Giri Putri. Selain itu, Penjor juga telah menjadi salah satu warisan budaya dan tradisi yang masih dilaksanakan hingga sekarang.
Penjor ada 2 jenis:
Penjor ada 2 jenis:
1. Penjor Sakral
2. Penjor Hiasan
Penjor Galungan |
Penjor Sakral merupakan bagian simbol dari upacara keagamaan, misalnya upacara galungan, piodalan di pura-pura. Sedangkan pepenjoran atau Penjor Hiasan biasanya dipergunakan saat adanya lomba desa, pesta seni dll. Pepenjoran atau penjor hiasan tidak berisi sanggah penjor, tidak adanya pala bungkah/pala gantung, porosan dll. Penjor sakral yang dipergunakan pada waktu hari raya Galungan berisi sanggah penjor, adanya pala bungkah dan pala gantung, sampiyan, lamak, jajan dll.
Penjor Sakral mempunyai fungsi tertentu dalam upacara keagamaan, dan wajib dibuat lengkap dengan perlengkapan-perlengkapannya. Membuat sebuah penjor sehubungan dengan pelaksanaan upacara memerlukan persyaratan tertentu dalam arti tidak asal membuat saja, namun seharusnya penjor tersebut sesuai dengan ketentuan Sastra Agama, sehingga tidak berkesan hiasan saja. Sesungguhnya unsur-unsur penjor tersebut adalah merupakan simbol-simbol suci, sebagai
landasan peng-aplikasian ajaran Weda, sehingga mencerminkan adanya nilai-nilai etika Agama.
Unsur-unsur pada penjor merupakan simbol-simbol sebagai berikut:
- Kain putih yang terdapat pada penjor sebagai simbol kekuatan Hyang Iswara.
- Bambu sebagai simbol dan kekuatan Hyang Brahma.
- Kelapa sebagai simbol kekuatan Hyang Rudra.
- Janur sebagai simbol kekuatan Hyang Mahadewa.
- Daun-daunan (plawa) sebagai simbol kekuatan Hyang Sangkara.
- Pala bungkah, pala gantung sebagai simbol kekuatan Hyang Wisnu.
- Tebu sebagai simbol kekuatan Hyang Sambu.
- Sanggah Ardha Candra sebaga: simbol kekuatan Hyang Siwa.
- Upakara sebagai simbol kekuatan Hyang Sadha Siwa dan Parama Siwa.
Penjor menjadi ciri khas Bali |
Pada saat hari raya Galungan pada umumnya membuat penjor. Penjor Galungan ditancapkan pada Hari Selasa/Anggara wara/wuku Dungulan yang dikenal sebagai hari Penampahan Galungan yang bermakna tegaknya dharma. Penjor dipasang atau ditancapkan pada lebuh didepan sebelah kanan pintu masuk pekarangan. Bila rumah menghadap ke utara maka penjor ditancapkan pada sebelah timur pintu masuk pekarangan. Sanggah dan lengkungan ujung penjor menghadap ke tengah jalan. Pemasangan penjor saat hari raya Galungan telah menjadi ciri khas dari Pulau Bali, jadi jangan heran jika berkunjung ke Pulau Bali saat perayaan Galungan, di tepi jalan pasti akan berdiri begitu banyak penjor dengan tegaknya. Makna penjor adalah: kemenangan dharma melawan adharma, kesejahteraan dan kemakmuran, kelestarian lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar