Rabu, 07 Maret 2012

Keramahan Indonesia yang Mulai Sirna

'Experience is the best Teacher'

Malang - Surabaya

Kemacetan di Perkotaan Indonesia

tepat pukul 10 siang, aku mengendarai motorku menuju kota Surabaya, aku berangkat terlalu siang jadi tidak dapat dipungkiri situasi jalanan memang sudah terlalu padat dengan kendaraan, sehingga perjalananku pun memakan waktu kurang lebih 2 jam, itupun sudah dengan susah payah melewati himpitan - himpitan kendaraan besar yang melintas dan juga terik matahari saat itu. Tujuanku kali ini ke Surabaya adalah sebuah Universitas yang berada disana, yang kebetulan aku mengikuti salah satu lomba yang diadakan Universitas tersebut. 


Singkat cerita, setelah menyelesaikan urusanku di Surabaya, aku segera bergegas kembali ke Malang karena waktu sudah menunjukan pukul 2 saat itu dan aku belum sama sekali menyelesaikan tugas kuliahku di Malang. Sebelumnya aku mampir sebentar ke sebuah mini market untuk membeli sebotol air, dan sepotong roti, karena memang cuaca sangat terik sekali sehingga keringatku bercucuran sepanjang perjalanan dan bodohnya aku lupa sarapan sebelum berangkat tadi. Tapi waktu yang sangat terbatas memaksaku harus segera kembali ke Malang, air dan roti tadi pun urung aku nikmati karena aku benar - benar terburu - buru. Aku pun memacu motorku dengan kecepatan tinggi, namun mungkin cuaca benar - benar tidak bersahabat, belum sampai setengah jalan hujan turun begitu lebat, jalanan macet dan parahnya aku tidak membawa jas hujan. 

Aku pun berteduh di sebuah ruko, menunggu hujan sedikit reda baru melanjutkan perjalanan. Di ruko tersebut tidak hanya aku seorang, ada beberapa pengendara yang juga ikut berteduh disana. Tak berapa lama pemilik ruko tersebut keluar dengan wajah sedikit gusar, ia mengusir kami dari teras rukonya, kami dinilai menganggu usaha ruko tersebut, ya memang ruko tersebut memang digunakan untuk jasa fotokopi dan sebagainya. Salah seorang pengendara pun minta ijin untuk berteduh sebentar saja, karena memang hujan sangat lebat dan kebetulan tempat itu sedang sepi pelanggan. Namun permintaan pengendara tersebut tidak digubris, kami tetap diusir dari tempat itu, kebetulan di daerah itu memang hanya terdapat sedikit bangunan untuk tempat berteduh.

Aku sedikit merasa prihatin kepada salah satu pengendara yang berteduh disana, karena dia terlihat membawa banyak berkas - berkas dan tas yang mungkin berisikan laptop, sehingga ia terlihat sedikit kebingungan dan parahnya pemilik ruko tersebut seperti tidak peduli dengan keadaan itu dan tetap mengusirnya dengan nada bicara yang kasar.

Hujan sedikit reda, akupun memilih untuk segera melanjutkan perjalanan. Sampai di titik yang benar - benar padat kendaraan ditambah ada perbaikan jalan membuat aku sama sekali tidak bisa bergerak, karena memang kelelahan aku pun berhenti sejenak di sebuah mini market dekat sana. Kuparkir motorku dan duduk sejenak sambil menegak air dan roti yang kubeli sebelum berangkat tadi. Aku duduk menghadap jalanan yang sesak dengan kendaraan, bunyi klakson dimana - mana, aku merasa malas untuk melanjutkan perjalanan. 

Ditengah kepadatan kendaraan itu pandanganku tertuju pada seorang kakek yang sedang dibentak oleh pengguna motor, akupun terpancing untuk menghampiri kakek tersebut. Kakek tersebut terlihat meminta maaf sambil terlihat memegang kakinya, akupun mulai mencari tahu permasalahannya. Rupanya kakek tersebut menyenggol motor milik seorang bapak - bapak. Mungkin karena terbawa perasaan jengkelpun aku mulai membela kakek itu, aku iba, seorang kakek - kakek, dengan sepeda tuanya dibentak dengan kata - kata kasar. Setelah pengendara motor itu pergi akupun memberikan air yang masih kugenggam, aku sedikit terpancing emosi melihat perilaku bapak - bapak tersebut, tapi aku sedikit memaklumi, mungkin ini pengaruh kemacetan dan matahari yang terik, jadi membuat emosi orang disekitarnya juga cepat panas.

Akupun beranjak kembali ke motorku dan mulai melanjutkan perjalanan ke Malang, selama diperjalanan aku berpikir, kemana Indonesia yang dikenal penduduknya ramah, sedaritadi aku hanya mendapat perlakuan yang tidak ramah, hal itu terus berputar - putar di otakku, mencari tahu apa sebabnya, apa seperti inikah Indonesia yang sebenarnya ? tidak ada keramah tamahan dan rasa saling menghormati. atau inikah masyarakat kota yang sebenarnya ? karena jika aku lihat masyarakat di pedesaan tidak seperti ini, mungkin karena hiruk pikuknya kota, panas dan keadaan sekitarlah yang telah merubah moral masyarakat perkotaan di Indonesia ? hal ini terus terlintas di pikiranku hingga aku lupa harus segera bergegas kembali ke Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;